Pengalaman Pertama Menggunakan Vivaldi

Pengalaman Menggunakan Browser Vivaldi

Hai, saya adalah pengguna internet sejak tahun 2010. Ya, sudah 10 tahun. Tentu itu bukan waktu yang pendek.

Pengenalanku terhadap dunia internet pertama sekali adalah dari sebuah handphone Nokia. Browser yang sudah tertanam didalamnya, yang biasa dipanggil OperaMini, sudah menjadi “kawan” pertama dalam penjelajahan dunia internet.

Pada tahun yang sama, saya juga menggunakan laptop (komputer jinjing) untuk mengakses internet. Layar yang lebih luas, dan kemudahan melakukan banyak hal, membuat saya suka menggunakannya.

Browser pertama di laptop?

Bukanlah nama yang asing, dia bernama Mozilla Firefox. Berteman dengannya mengarungi luas dan dalamnya internet, menggunakan banyak fitur yang tersedia termasuk add-ons nya.

Mozilla adalah teman utama saya, sejak 2010 sampai 2019. Ya, cukup lama. Saya juga mengenal browser lain seperti Internet Explorer yang l*let itu. Tentunya Google Chrome juga terasa familiar, baik namanya, maupun icon shortcut yang selalu ada di dekstop, tapi sangat jarang saya gunakan.

2020, adalah tahun dimana saya ingin perubahan suasana, saya sangat panasaran dengan browser dengan pengguna terbanyak di planet bumi ini, Google Chrome.

Saya pun memindahkan semua data-data, bookmark, dan lain sebagainya, dari Mozilla menuju Chrome.

4 Bulan menggunakan Chrome sebagai browser utama, saya dapat menyimpulkan = Browser yang bagus.

Fitur favorit saya adalah :

  • Add ons yang lengkap
  • Fitur Guest Mode
  • Fitur Add Person.
  • Fitur Singkronisasi

Dan yang paling saya suka adalah add person, dimana saya bisa menggunakan banyak akun google (gmail, blogger, dll) secara terpisah. Sehingga riwayat, cache, kostumasi nya bisa bervariasi.

Tak kalah penting, fitur singkronisasi, sebab saya suka berpindah-pindah laptop.

Mau pakai laptop B, semua settingan di browser chrome laptop A dapat digunakan dengan baik.

Akan tetapi, sebuah masalah muncul, konon ini adalah masalah klasik.

Google Chrome boros RAM. Suatu hal yang sangat bertolak belakang dengan kebutuhan saya, buka banyak tab!

Suatu ketika saat saya frustasi dengan melambatnya laptop yang saya pakai, teringat dengan browser yang pernah saya pakai sesekali. Browser itu saya sengaja install di latop jadul 7 tahunan yang lalu.

Terbukti, browser itu cocok dengan laptop lama saya, lebih ringan, dan saya sudah membandingkannya dengan :

  1. Google Chrome
  2. Mozilla Firefox
  3. Opera Neon

Saya melihat situs producthunt, disana saya membaca kembali tentang pembaharuan yang ada di VIVALDI. Menarik.

Saya baru mengetahui sebuah fakta yang menarik, tentang asal mulanya browser ini. Dan yang paling menarik adalah : Browser ini tampilannya seperti Opera, tapi engine nya = Chromium!

Wow, itu adalah aplikasi opensource yang menjalankan browser pengguna terbanyak di planet bumi, Google Chrome!

Saya pun menginstall VIVALDI, dan langsung melakukan kostumasi yang saya butuhkan :

  • Install semua add-ons yang saya pakai di Chrome
  • Import semua Bookmark
  • Setelan penampilan, agak gelap gitu~

Saat ini saya sedang mencoba “membiasakan” diri, walaupun basic banyak yang sama, namun perlu adaptasi terhadap letak pengaturan dan fitur yang tersedia.

Well, Vivaldi tidaklah buruk.

Browser ini menarik, ringan + kustomasi yang semakin memanjakan~

Untuk kelemahan dan kelebihannya, akan saya posting di kemudian hari, tunggu saya menjalani pengalaman penggunaannya.

Semoga saya betah.

Oh ya, buat kamu yang ingin tahu saya sering menulis dimana, boleh datang ke blog saya yang beralamat https://pubiway.com

Mungkin review dan semacamnya akan saya publish disana.

See you next time~

Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *